Konfigurasi Load Balance dengan PCC Pada Mikrotik


Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Load balance pada mikrotik adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang, agar trafik dapat berjalan optimal, memaksimalkan throughput, memperkecil waktu tanggap dan menghindari overload pada salah satu jalur koneksi.

Selama ini banyak dari kita yang beranggapan salah, bahwa dengan menggunakan loadbalance dua jalur koneksi , maka besar bandwidth yang akan kita dapatkan menjadi dua kali lipat dari bandwidth sebelum menggunakan loadbalance (akumulasi dari kedua bandwidth tersebut). Hal ini perlu kita perjelas dahulu, bahwa loadbalance tidak akan menambah besar bandwidth yang kita peroleh, tetapi hanya bertugas untuk membagi trafik dari kedua bandwidth tersebut agar dapat terpakai secara seimbang.

Kita akan konfigurasi Router yang mengarah LAN dan disini buat 2 rule dengan chain input nanti kita akan menggunakan mark-connection jadi nanti koneksi yang masuk melalui Router isp-1 dan isp-2 akan diproses ke Router LAN dengan connection state new yang akan menandai paket yang merupakan pembuka sebuah koneksi atau paket pertama dari sebuah koneksi dan jangan lupa untuk mencentang passtrough untuk melewati rule selanjutnya.


Disini kita membuat 2 rule Chain output yang bertujuan agar nantinya Connection Mark yang sebelumnya selain diarahkan ke isp juga akan diarahkan ke LAN maka dari itu kita arahkan Connection-mark yang sudah kita buat jadi sebelumnya dengan action mark-routing dan New Routing Mark kita memberi penamaannya jalur-1 dan jalur-2 dengan passthrough tidak perlu, agar rule ini tidak melewati rule selanjutnya.


Selanjutnya kita membuat 2 rule baru dengan chain prerouting dengan in-interface mengarah ke LAN pada Load Balance kali ini kita menggunakan fitur yang disebut PCC (Per Connection Classifier). Dengan PCC kita bisa mengelompokkan traffic koneksi yang melalui atau keluar masuk Router menjadi beberapa kelompok. Pengelompokkan ini bisa dibedakan berdasarkan src-address, dst-address, src-port dan/atau dst-port. Router akan mengingat-ingat jalur gateway yang dilewati diawal trafik koneksi, sehingga pada paket-paket selanjutnya yang masih berkaitan dengan koneksi awalnya akan dilewatkan pada jalur gateway yang sama juga. Kelebihan dari PCC ini yang menjawab banyaknya keluhan sering putusnya koneksi pada teknik loadbalancing lainnya sebelum adanya PCC karena perpindahan gateway maka dari itu kita di menu advanced kita mengaktifkan  Per Connection Classifier dengan 2 banding karena kita mempunyai 2 jalur dan pastinya juga pilih local dibagian menu extra dengan action mark connection.






Kemudian kita membuat 2 rule lagi denga chain prerouting dan yang mengarah ke LAN dengan connection mark arahkan yang sudah dibuat sebelumnya lalu dengan action mark routing.



Sekarang lakukan static routing dengan gateway yang mengarah ke isp-1 dan isp-2 pastikan dengan interface berbeda untuk memilih jalur terbaik ketika terdapat dua atau lebih jalur menuju tujuan yang sama dari dua routing protocol yang berbeda dan pastikan untuk rule static routing pertama dengan routing mark jalur-1 dan routing jalur-2 yang sudah dibuat dirule mangle output.

Untuk melakukan pembuktian kita tes jaringan LAN dengan menguji speedtest bandwith yang diperoleh.

Maka interface list yang di Router3 akan berjalan dengan seimbang.

Sekian dari yang saya dapat jelaskan dari konfigurasi Load Balance dengan PCC apabila ada kekurangan mohon dimaafkan.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

Post a Comment

0 Comments